Selasa, 11 Desember 2012

Desember .... our last december?


Yang mau Natalan mulai getol bongkar-bongkar peti, mencari pohon Natal tahun kemaren yang masih sanggup megah berkelap-kelip di ruang tamu. Yang kebelet pingin punya yang baru, segera merengek-rengek minta diantar ke Mal – supaya bisa menyambar pohon Natal yang sudah bosan tepekur di etalase.


Yang mau libur panjang, segera mondar-mandir mengurus visa supaya bisa mencelat ke luar negeri.
Mencari salju yang gak pernah sudi mampir di bumi pertiwi. Atau sekedar membelah rekening demi setumpuk belanjaan keren di Singapore.

Yang selebritis, sudah ancang-ancang teken setumpuk kontrak, agar bisa berkubang bersama ratusan penggemarnya – bareng-bareng meniup terompet tahun baru.

Yang jobless dan tongpes, juga was-was siap-siap menerima wangsit rejeki nomplok di akhir tahun.

TAPI …. tahun ini ada sedikit warna yang berbeda.
Sejumput manusia di bumi ini ada yang cekat-cekot jantungnya.
Menanti apa yang terjadi pada  tanggal 21-12-12.

Inilah gerombolan manusia yang bawaannya separo katrok-separo digital, dan gampang kesengsem dengan mitos astronomi dan teori konspirasi. Merekalah yang tahu persis tentang keberadaan kalender suku Maya yang fenomenal itu. Dan, seperti yang sudah disesumbar para pemuja mitos itu .... bumi bakal tutup buku di tanggal 21 Desember 2012. Inilah celah waktu milenium dimana kesejajaran beberapa planet bima sakti akan terjadi, dan konon bisa menimbulkan riak-riak kosmik yang signifikan : dari mulai percikan solar flare matahari, tegangan gravitasi yang melonjak tinggi, sampai retakan bumi yang bisa bergeser. Semuanya berimbas pada kejadian kataklismik yang pasti akan membuat para pegawai NASA harus lembur berhari-hari merondai langit.

Dan kalau boleh jujur, gue juga penasaran.
gue cenderung percaya ... bahwa sesuatu memang akan terjadi.

Tapi, bukan bumi hangus atau orang-orang bakal menguap dipanggang matahari. Bukan juga air laut menelan bulat-bulat lima benua sampai tandas.

gue percaya. Sesuatu bakal terjadi.
Bahkan ketika apapun tidak terjadi. Tetap akan terjadi sesuatu.
Karena ... sederhana aja, guelah yang merencanakan dan membuat sesuatu itu terjadi.
Akhir tahun 2012, saatnya kiamat terjadi. Bukan kiamat global tapinya.
Melainkan kiamat lokal. Kiamat personal.

Dimana sebagian dari diri gue harus dibumihanguskan .... digembok mati.
Bagian pribadi yang selama ini menumpulkan hidung nurani, membekukan kepekaan.
Itulah benua dalam diri gue yang rencananya harus tenggelam punah.
Seperti mencabut tanaman parasit dari satu pot. Memberi ruang tumbuh bagi tanaman lainnya.Tumbuhan yang mau gue pupuk di tahun 2013.

Sesuatu yang lebih harum, tanpa harus berdaun lebar.
Sesuatu yang lebih segar, tanpa harus menyengat hidung. Sesuatu yang lebih sederhana.
Membumi. Dan berakar panjang.

Ya .... datanglah kiamat.
Dan lahirlah sebuah benua kecil dalam pribadi gue.

Pribadi dengan sekrup-sekrup yang baru.

So, sekrup-sekrup lama ......
Adios ....

1 komentar:

  1. memang mantab ini orang, kiamat buat diri, baru buat orang lain!

    BalasHapus